Total Tayangan Halaman

Selasa, 03 November 2020

SISTEM PENCERNAAN ( SESI 2)

 SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

SESI 2


LAMBUNG


Anatomi lambung terbagi menjadi lima bagian, di antaranya:

Kardiak

Kardiak adalah bagian ujung lambung teratas yang berhubungan langsung dengan esofagus. Kardiak menjadi tempat pertama masuknya makanan setelah dari kerongkongan. Pada ujung lambung ini terdapat sfingter kardiak, cincin otot yang berfungsi sebagai klep untuk mencegah makanan yang sudah masuk ke lambung kembali naik ke kerongkongan.

Fundus

Setelah memasuki kardiak, makanan kemudian disalurkan menuju fundus. Fundus adalah area yang berbentuk lengkungan di bagian atas lambung dan terletak di bawah diafragma. Bagian lambung yang satu ini menjadi tempat makanan mulai mengalami proses pencernaan.

Badan lambung

Badan lambung adalah bagian dari anatomi lambung yang paling penting. Pasalnya, badan lambung menjadi tempat makanan dicerna dan diproses menjadi bentuk kecil-kecil dengan bantuan enzim lambung.

Antrum

Antrum adalah bagian terbawah dari lambung, terkadang disebut juga dengan antrum pilorus. Antrum memiliki fungsi sebagai tempat menampung makanan yang sudah dicerna sebelum disalurkan menuju usus halus.

Pilorus

Pilorus adalah anatomi lambung paling akhir yang terhubung langsung dengan usus halus. Pada pilorus terdapat sfingter pilorus, yaitu cincin otot tebal yang berfungsi sebagai katup yang mengatur keluarnya makanan dari lambung menuju duodenum. Sfingter pilorus ini juga berfungsi untuk mencegah makanan yang sudah tersalurkan ke duodenum agar tidak kembali ke lambung.

Lapisan pada dinding lambung

Dilansir dari University of Rochester Medical Center, lambung terdiri dari beberapa lapisan jaringan, di antaranya:

  • Mukosa (selaput lendir), yaitu lapisan terdalam lambung yang bersentuhan langsung dengan makanan di dalam lambung. Ketika perut kosong, mukosa berbentuk seperti gerigi yang terdiri dari rugae (dinding-dinding yang berkerut). Rugae ini akan memipih saat lambung dipenuhi oleh makanan. Lapisan mukosa ini menghasilkan dua zat pencernaan, yaitu asam klorida dan pepsin untuk membantu lambung dalam mencerna makanan.
  • Submukosa, yaitu lapisan lambung yang terdiri dari jaringan ikat. Jaringan ikat tersebut mengandung pembuluh darah, pembuluh getah bening, sel-sel saraf, dan serat tubuh.
  • Muscularis propria (muscularis eksterna), yaitu lapisan lambung yang menutupi submukosa. Muscularis propia terdiri dari tiga lapisan otot sekaligus, di antaranya lapisan otot melingkar, memanjang, dan menyerong yang membantu mencerna makanan dengan enzim pencernaan.
  • Serosa, yaitu lapisan terluar lambung yang berfungsi untuk melindungi lambung dari gesekan dengan organ lainnya. Lapisan serosa disebut juga dengan peritoneum viseral.


PANKREAS, HATI, EMPEDU

Hati memproduksi empedu untuk membantu dalam pencernaan. Empedu disimpan dalam kantung empedu dan diantarkan melalui saluran empedu ke dalam usus kecil. Penyumbatan dalam kantung empedu dan saluran empedu dapat menyebabkan peradangan dalam organ lainnya, seperti pankreas, dan menyebabkan kerusakan serius pada hati.









Hati adalah organ yang terletak di bagian kanan atas perut. Hati, saluran empedu dan pankreas ; ketiganya terkait erat dengan fisiologi pencernaanFungsi hati ;Fungsi pembentukan dan Eksresi empedu. Ini mrp fungsi utama hati.Fungsi metabolik yi metabolisme lipid, KH dan protein, penimbunan vitamin dan mineral, konjugasi dan eksresi steroidFungsi pertahanan tubuh : detoksifikasi sejumlah zat endogen dan eksogen serta perlindungan terhadap mikroorganisme (terbentuknya imunoglobulin)

Hati mengeksresikan sekitar 1 L empedu tiap hari
Unsur utama empedu adlh air (96%), garam empedu, elektrolit, fosfolipid, kolesterol, garam anorganik, dan pigmen empedu (bilirubin terkonjugasi).Garam empedu penting untuk pencernaan dan absorpsi lipid dlm usus halus.Bilirubin adlh hasil akhir metabolisme dan secara fisiologis tdk penting, namun merupakan petunjuk adanya penyakit pada organ hati karena bilirubin cenderung mewarnai jaringan dan cairan yg kontak dengannya.

Selain lipid, hati juga berperan penting dalam metab KH, dan protein
Pada metab KH, monosakarida dari usus halus dirubah menjadi glikogen dan disimpan dlm hati (glikogenesis), kmdn glukosa dilepaskan ke dalam darah (glikogenolisis) untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Glukosa di metab untuk menghasilkan panas dan energi. Hati juga mampu mensintesa glukosa dari protein dan lemak.Pada metab protein, dimana hati mensintesis semua protein plasma (kecuali gamma globulin), diantaranya albumin, protrombin, fibrinogen, dan faktor-faktor pembekuan darah yg lain.

Kandung empedu ; berfungsi menyimpan dan memekatkan empedu.
Dalam kandung empedu, pembuluh limfe dan pembuluh darah, mengabsorbsi air dan garam2 anorganik, sehingga empedu dlm kandung empedu kira-kira 5xlebih pekat dibandingkan empedu hati.Secara berkala kandung empedu akan mengosongkan isinya ke duodenum mll kontraksi lapisan ototnya dan relaksasi sfingter Oddi. Hormon kolesistokinin dilepaskan dari sel duodenal akibat hasil pencernaan dari protein dan lipid yg merangsang terjadinya kontraksi kandung empedu

Pankreas ; dibentuk dari 2 sel yg mempunyai fungsi yg berbeda.
Sel-sel eksokrin (asini)menghasilkan getah pankreas.Sel-sel endokrin, yaitu insulin dan glukagon untuk metabolisme KHPerubahan patologi pada hati, kandung empedu dan pankreas adalah ;peradangan, (hepatitis, kolesistitis, misal pada batu empedu dan pankreatitis)Fibrosis (sirosis hati dan peradangan kronis)Neoplasma ; jarang ditemukanIkhterus ; jaringan tubuh berwarna kuning) merupakan gejala yang sering ditemukan dan timbul akibat gangguan eksresi bilirubin

UJI DIAGNOSA Albumin adalah protein yang dibuat khusus oleh hati.
Kadar Albumin mengalami penurunan : pada penyakit hati kronis, seperti sirosis, sindrom nefrotik, Gizi buruk atau katabolisme protein berlebihan juga dapat menyebabkan hypoalbuminaemia. Waktu paruh albumin sekitar 20 hari. Albumin tidak dianggap sebagai penanda utama kelainan fungsi hati karena kurang sensitive. Nilai normal : 3,9-5,0 g / dL

2. Alanine transaminase (ALT) disebut Serum glutamat piruvat transaminase (SGPT) atau Alanin aminotransferase (ALAT) adalah enzim dalam hepatosit (sel hati). Enzim ini mengkatalis reaksi glutamat + piruvat ⇌ α-ketoglutarate + alanin. Ketika sel hati rusak, maka enzim ini ke masuk ke dalam darah. ALT meningkat secara dramatis dalam kerusakan hati akut, seperti hepatitis atau overdosis parasetamol (asetaminofen). Nilai normal : 9-60 IU/L


SGOT. Aspartate transaminase (AST) juga disebut Serum glutamat oksaloasetat transaminase (SGOT) atau aspartate aminotransferase (ASAT) mirip dengan ALT, merupakan enzim yang diproduksi oleh sel-sel parenkim hati. Peran enzim ini dibutuhkan dalam reaksi aspartate + alpha-ketoglutarate <-> oxaloacetate dan glutamat. Kadar enzim ini meningkat pada kerusakan hati akut. Juga ditemukan dalam sel darah merah, otot jantung dan tulang sehingga bukan menjadi petanda khusus pada hati saja. Rasio AST - ALT kadang-kadang digunakan untuk membedakan antara penyebab kerusakan hati dengan kelainan lainnya. Nilai normal nya : IU /L

Alkaline phosphatase (ALP) adalah enzim hidrolase yang bertanggung jawab untuk menghilangkan gugus fosfat dari berbagai jenis molekul, termasuk nukleotida , protein , dan alkaloid. Nilai normalnya : IU /L

 5. Bilirubin total. Nilai normalnya : 0,1-1,2 mg / dL
Bilirubin merupakan produk pemecahan heme (bagian dari hemoglobin dalam sel darah merah). Hati bertanggung jawab untuk membersihkan bilirubin dalam darah. Hal ini dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut: bilirubin diserap oleh hepatosit/ sel hati , dikonjugasi dengan gula (diubah agar larut dalam air), dan disekresi ke dalam empedu yang dikeluarkan ke dalam usus. Peningkatan bilirubin total menyebabkan penyakit kuning.

Peningkatan bilirubin total menyebabkan penyakit kuning , yang merupakan petanda sejumlah masalah berikut: Prehepatik, produksi bilirubin meningkat. Hal ini dapat terjadi karena beberapa penyebab, termasuk anemi hemolitik dan pendarahan internal. Hepatika, masalah dengan hati, yang tercermin sebagai kekurangan metabolisme bilirubin (misalnya serapan oleh hepatosit berkurang, gangguan konjugasi bilirubin, dan reduksi sekresi bilirubin oleh hepatosit). Dalam beberapa keadaan akan berkembang menjadi sirosis dan hepatitis. Posthepatika, obstruksi saluran empedu, ditandai dengan gangguan ekskresi bilirubin. Obstruksi dapat ditemukan baik dalam hati atau di saluran empedu.

KELAINAN FUNGSI HATI 1. Ikhterus
Ikhterus ; penimbunan pigmen empedu dlm tubuh menyebabkan perubahan warna jaringan menjadi kuningJaringan yg mudah terkena pertama kali ; jar permukaan yg kaya elastin seperti sklera dan permukaan bawah lidahBilirubin terbentuk dari pemecahan eritrosit tua atau akibat destruksi eritrosit.Mekanisme patofisiologi ikterik ;Pembentukan bilirubin yg berlebihanGangguan pengambilan bilirubin tak terkonjugasi oleh sel hatiGangguan konjugasi bilirubinPenurunan eksresi bilirubin terkonjugasi dlm empedu akibat faktor intrahepatik dan ekstrahepatik atau obstrsi mekanis

 1. Pembentukan bilirubin yg berlebihan ;
Penyakit hemolitik atau peningkatan laju destruksi eritrosit mrp kan penyebab tersering pembentukan bilirubin yg berlebihan dimana suplai bilirubin tak terkonjugasi melebihi kemampuan hatiAkibat peningkatan beban bilirubin thd hati terjadi peningkatan pembentukan urobilinogen shg peningkatan eksresi dalam feses dan urin. Feses dan urin berwarna lebih gelapPada orang dewasa, pembentukan bilirubin yang berlangsung kronis dapat menyebabkan terbentuknya batu empeduPengobatan ; memperbaiki penyakit hemolitik

 2. Gangguan pengambilan bilirubin tak terkonjugasi oleh sel hati
Yaitu akibat gangguan ambilan bilirubin tak terkonjugasi terikat-albumin oleh sel hati yang memisahkan dan mengikat bilirubin terhadap protein penerima.Penyebab ; defisiensi protein penerima

 3. Gangguan konjugasi bilirubin ;
Yi akibat gangguan enzim glukoronil transferase dalam mengkatalisis terjadinya bilirubin konjugasiMisalnya ikhterus neonatal ; hiperbilirubinemia tak terkonjugasi yg timbul pada hari kedua dan kelima setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh imaturasi enzim glukoronil transferaseApabila kadar bilirubin melampaui 20mg/dl, menyebabkan kernikterus (timbul akibat penimbunan bilirubin tak terkonjugasi pada daerah ganglia basalis yg banyak mengandung lemakPengobatan ; fototerapi (pemajanan sinar biru pada kulit bayi)

4. Penurunan eksresi bilirubin terkonjugasi dlm empedu akibat faktor intrahepatik (mengenai sel hati) dan ekstrahepatik (mengenai saluran empedu di luar hati) atau obstruksi mekanisMenyebabkan terjadinya hiperbilirubin terkonjugasi yg larut dalam air sehingga dapat dieksresikan dalam urin dan menimbulkan bilirubinemia serta urin bewarna gelapUrobilinogen feses dan urobilinogen urin akan rendah sehingga feses menjadi pucatIkhterus akibat hiperbilirubinemia terkonjugasi biasanya lebih kuning dibandingkan akibat hiperbilirubinemia tak terkonjugasiObstruksi total aliran empedu ; kolestatik

KELAINAN FUNGSI HATI 2. Hepatitis virus
Penyebab ; virus hepatitis A, B, C, D, E, F dan G ; yang dapat dibedakan berdasarkan penandaan serologi (Ag dan Ab)Penularan ;Hep A (HAV), mrp viru RNA, dideteksi dlm feses pada akhir masa inkubasi dan praikhterik, ditularkan peroral dgn menelan makanan yg sudah terkontaminasi fesesHep B, mrp virus DNA, penyebab utama hepatitis akut, kronis, sirosis, dan ca hati. Penularannya mll parenteral dan menembus membran mukosa, terutama mll hubungan seksualHep C, mrp virus RNA, ditularkan mll parenteral, dan transfusi darahHep D, virus RNA, penularan terutama mll serumHep E, virus RNA, ditularkan secara enterik mll jalur fekal-oralHep F dan G. HFV masih diperdebatkan, HGV mrp flavivirus RNA ditularkan terutama mll air.

Patologi ; perubahan morfologi yg terjadi mirip untuk berbagai virus yg berlainan. Hati tampak berukuran dan berwarna normal, tp kadang2 agak edema, membesar dan teraba nyeri ditepian. Secara histologi terjadi cedera dan nekrosis dan peradangan. Pada bbrp kasus dapat mengakibatkan gagal hati fulminan dan kematianGambaran klinis ; gejala prodromal, (1-2 minggu pertama) ; rasa malas, malaise, anoreksia, sakit kepala, demam ringan. Fase prodromal diikuti Fase ikhterik terjadi selama 4-6 minggu. Bbrp sblm ikhterus, penderita merasa lbh sehat, nafsu makan meningkat, demam mereda disertai urin menjadi gelap dan feses memucat.Pada pemeriksaan ; hati membesar, terasa nyeri, limfa terasa membesar, peningkatan SGOT dan SGPT

 Pengobatan ;Tidak ada yg spesifik, harus dilakukan tirah baring, diet rendah lemak, dan tinggi KH, pemberian makanan secara iv bila pasien selalu muntah,Pengobatan dgn interferon-αPencegahanPenyediaan makanan dan minuman yg bersih dan amanPemakaian kateter, jarum suntik, spuit sekali pakaiImunisasi sebelum dan setelah pajanan virusPemberian vaksinasi dan imunoglobulin

KELAINAN FUNGSI HATI 3. SIROSIS HATI
Sirosis adlh peny hati kronis yg ditandai dgn distorsi arsitekstur hati normal (fibrosis dan nodul sel hati menggantikan parenkim normal) dan hilangnya fungsi.Istilah sirosis sinonim dgn penyakit atau kegagalan hati stadium akhir; penyakit ini bersifat irreversible dan tidak dapat disembuhkan kecuali dgn transplantasi hatiPenyebab sirosis yg terpenting adalh alkoholisme kronis (sirosis laennec), hepatitis virus (sirosis postnekrotik terutama infeksi HCV dan HBV), dan penyakit biliar (sirosis biliar)

Alkohol menimbulkan efek toksik lgsg terhadap hati yg meningkat pada saat malnutrisi. Ditandai dgn pembentukan jar parut dan secara histologi tjd nekrosis hepatoseluler dan infiltrasi PMN dihati.Pada nekrosis pasca nekrotik terjadi stlh nekrosis berbecak pada jar hati. Selain inf virus jg bisa akibat intoksikasi oleh bahan kimia industri, racun ataupun obat-obatan seperti CCl4, metil dopa, dllSirosis biliaris dimana sirosis dimulai disekitar duktus biliaris dimana statis empedu menyebabkan penumpukan empedu di dlm massa hati dan kerusakan sel-sel hati. Secara histologi hati membesar, keras, bergranula halus, dan berwarna kehijauan

Gambaran klinis ;

Sirosis bersifat laten selama bertahun tahun, dan perubahan patologis yg terjadi berkembang lambat hingga akhirnya gejala yg timbul menyadarkan akan adanya kondisi ini. Selama masa laten yg panjang, terjadi kemunduran fungsi hati secara bertahapGejala dini tidak spesifik ; kelelahan, anoreksia, dispepsia, flatulen, perubahan kebiasaan defekasi (konstipasi atau diare), BB sedikit berkurang, mual muntah umumnya pada pagi hari, hati mengerasManifestasi gagal hepatoselular ; ikterus, edema perifer, eritema palmaris (telapak tangan merah). Manifestasi pada hipertensi portal splenomegali, varises esofagus dan lambung, asites (bisa jg pada kegagalan hepatoselular)

Hipertensi portal ; peningkatan tekanan vena porta akibat peningkatan resistensi thd aliran darah mll hati, sehingga menurunnya aliran keluar mll vena hepatika dan meningkatnya aliran masuk yg menghasilkan beban berlebihan pada sistem portal

Komplikasi ; perdarahan pada saluran cerna yaitu perdarahan dari varises esofagus yg disebabkan oleh tukak lambung dan duodenum, pasien datang dgn melena atau hematemesis melenaPendarahan diatasi dgn alat triple lumen dan minnesota , serta pemberian vasopresin, pemasangan NG tube untuk mengetahui asal pendarahan

KELAINAN FUNGSI HATI 4. Kolelitiasis dan kolesistitis
Kolelitiasis / batu empedu; endapan satu atau lebih komponen empeduKomposisi utamanya adlh pigmen, kolesterol. Batu pigmen tdd garam kalsium, karbonat, fosfat dan as lemak rantai panjang.Kolesistitis ; peradangan kronis pada empeduPenyebab batu empedu ; faktor predisposisi yg terpenting adlh gangguan metab yg menyebabkan terjadinya perubahan komposisi empedu, stasis empedu, dan infeksi kandung empedu.Gambaran klinis ; gejala timbul bila batu menyumbat aliran empedu. Dimana terdapat nyeri hebat mendadak pada epigastrum, atau abdomen kuadran atas kanan, nyeri berlangsung lama, nyeri menyebar ke punggung dan bahu kanan, berkeringat banyak, nausea dan muntah,

Gambaran klinis …Kadang-kadang batu dapat menembus ddg kandung empedu dan menyebabkan peradangan hebat , menyebabkan terjadinya peritonitis atau menyebabkan ruptur ddg kandung empeduPengobatan ; menghindari makanan yg mgdg lemak tinggi, istirahat, pemberian cairan iv, analgetik dan antibiotik. Asam empedu oral dapat diberikan untuk melarutkan kolesterol pada batu empedu.Batu empedu dapat dipecah dengan gelombang syok ekstrakorporeal, mll metode yg disebut LITOTRIPSIPengobatan lain adalh dgn pembedahan.


USUS HALUS DAN USUS BESAR



Pengertian Usus Halus

Usus halus merupakan panjang sekitar 4.5 m dan terletak di antara lambung dan usus besar. Usus halus terutama membantu untuk mencerna makanan dan menyerap nutrisi dari makanan melalui proyeksi seperti jari kecil di permukaan bagian epitel yang disebut dengan vili. Baik itu usus halus maupu usus besar dianggap sebagai bagian dari usus. Mereka telah struktur seperti tabung memanjang dengan lumen bagian dalam.

Permukaan apikal setiap sel epitel memiliki ekstensi sitoplasma disebut dengan mikrovili. Karena struktur khusus ini, dinding epitel usus halus disebut dengan perbatasan kuas. Villi dan mikrovili meningkat luas untuk efisiensi penyerapan. Usus halus dapat dibagi menjadi tiga bagia yaitu duodenum, jejenum dan ileum. Pencernaan makanan terjadi terutama di duodenum dan jejunum.


Pengertian Usus Besar

Usus besar terutama menghilangkan bahan limbah dari tubuh kita. Usus besar memiliki panjang ialah sekitar 1m dan membentuk bagian terakhir dari saluran pencernaan. Dalam pencernaan tidak berlangsung di dalam usus besar dan hanya sekitar 4% dari penyerapan cairan, khususnya air, terjadi di sana. Dinding bagian dalam usus besar tidak memiliki villi dan memiliki luas permukaan serap yang sangat rendah. Fungsi usus besar termasuk penyerapan air dan limbah metabolik bakteri seperti K dan produksi bahan limbah yang disebut dengan feses.

Banyak bakteri hidup dan berkembang biak di daerah ini karena menyediakan bahan makanan yang tidak tercerna sebagai substrat untuk fermenrtasi bakteri.


Struktur Usus Halus

Struktur usus halus

  • Duodenum (usus dua belas jari) : bagian pertama usus halus yang panjang nya 25 cm,berbentuk sepatu kuda.pada saluran ini bermuara dua saluran,yaitu saluran getah pancreas dan saluran empedu. saluran getah pangkreas dan saluran empedu masuk kedalam duodenum pada suatu lubang yang di sebut ampula hepatopankreatika atau ampula vateri.saluran empedu menghasilkan getah empedu(bilus) yang dihasilkan oleh hati.getah empedu berfungsi untuk mengemulsikan lemak.pangkreas yang terdapat di bawah lambung menghasilkan getah pancreas.getah pangkreas menghasilkan enzim pencernaan seperti:
    a. Amylase : untuk mengubah zat tepung menjadi gula.
    b. Tripsin : untuk mengubah protein atau pepton menjadi asam amino.
    c. Lipase : untuk mengubah lemak menjadi gliserol dan asam lemak.
  •  Yeyunum (usus kosong) : menepati duaperlima sebelah atas dari usus halus yang selebihnya.pada bagian inilah pencernaan diselesaikan.pada usus ini juga terjadi pencernaan secara kimiawi.kelenjar-kelenjar ususnya menghasilkan enzim pencernaan seperti yang di hasilkan pangkreas.
  •  Ileum (usus penyerapan) : sedangkan ileum menepati tigaperlima akhir.pada bagian ini sari sari makanan hasil proses pencernaan diserap.makanan akan diserap oleh jonjot usus.asam amino dab glukosa,vitamin,garam mineral akan diangkut oleh kapiler darah sedangkan asam lunak gliserol akan diangkut oleh pembuluh kil atau pembuluh getah bening usus menuju kepembuluh balik besar bawah selangka.

1. Dinding usus halus

Dari atas 4 lapis yaitu:

  1. Dinding lapisan luar:merupakan membrane serosa yaitu membalut usus dengan erat.
  2. Dinding lapisan berotot:terdiri atas serabut.lapisan luar terdiri atas serabut longitudinal,dan dibawah ini ada lapisan tebal terdiri atas setrabut longitudinal,dan dibawah ini ada lapisan tebal terdiri atas serabut sirkuler.diantara kedua lapisan serabut berotot ini terdapat pembuluh darah dan pembuluh limfa.
  3. Dinding submukosa: terdapat antara otot sirkuler dan lapisan yang terdalam yang merupakan perbatasannya.dinding submukosa ini terdiri atas jaringan areolar yang berisi banyak pembuluh darah,saluran limfa dan fleksus saraf yang disebut fleksus meissner.
    d. Dinding mukosa dalam: disusun berupa kerutantetap seperti jala,yang memberikan kesan anyaman halus.lapisan ini menambah luas nya permukaan sekresi dan penyerapan.lapisan mukosa ini berisi banyak lipatan lieberkuhn,merupakan kelenjar sederhana yang diselaputi epithelium silindris.

2. Getah usus halus

setiap hari disekresikan kira kira 2000 cc getah usus dari sel usus menuju lumeu usus.getah halus ini berwarna kuning jernih.mengandung berbagai enzim minsalnya peptidase,maltase,sukrase,ribonuklease,enterokinase.sekresi getah usus halus dikontrol oleh reflex saraf otonom,hormon sekretin,dan kolesistokinin.
Getah usus yang menyempurnakan pencernan semua makanan seperti:

  • Enterokinase untuk mengiatkan enzim proteolitik yang berasal dari getah pancreas
  • Erepsin, untuk menyempurnakan pencernan protein yang telah di ubah, yaitu poliptida dijadikan sebagai asam amino.

Sedangkan enzim yang bekerja sebagai atas karbohidrat, menyempurnakan pencernan zat tepung dengan mengubah disakharida menjadi monoskharida seperti :

  1. Intertase, bekerja atas gula.
  2. Lactase, untuk mengubah lactose menjadi glukosa dan kemudian mengubah galaktosa di dalam hati.
  3. Maltase, mengubah maltose menjadi dekstrose.


Fungsi Usus Halus

USUS HALUS

Secara fungsional, usus kecil adalah bagian yang sangat penting dari saluran pencernaan karena tidak hanya mencerna sebagian besar isi makanan tetapi juga dimaksudkan untuk menyerap partikel makanan yang terakhir dicerna. Ini adalah tempat di mana hampir semua penyerapan berlangsung termasuk nutrisi, garam empedu, vitamin, dan sebagainya. Beberapa fungsi usus halus adalah sebagai berikut:

  • Penetralan
    Sebagian makanan yang berasal dari perut dicerna melalui lubang pilorus yang bersifat sangat asam, tetapi enzim yang hadir dalam duodenum dan bagian lain dari usus halus tidak dapat melakukan aktivitas sebagai katalis biologi. Jadi sebagai yang pertama dan fungsi utama usus, lubang pilorus berfungsi sebagai media penetralanmakanan dan enzim yang dibuat untuk bertindak dengan cara yang paling efisien.

  • Pencernaan
    Sebagian besar pencernaan kimia terjadi di usus halus (duodenum). Bahkan, duodenum hanya bertanggung jawab untuk pencernaan penyerapan makana. Pankreas mengeluarkan enzim pencernaan, yang memasuki usus halus melalui saluran pankreas. Selain itu, pankreas juga melepaskan bikarbonat ke dalam usus halus di bawah pengaruh hormon secretin, untuk menetralkan asam berpotensi. Nutrisi yang menjalani pencernaan pertama kali di usus halus adalah karbohidrat, protein dan lipid. Dalam usus halus karbohidrat akan dipecah menjadi gula sederhana (monosakarida – glukosa). Misalnya, karbohidrat yang terdegradasi dari oligosakarida menjadi monosakarida oleh amilase pankreas, setelah itu dua enzim lain: dextrinase dan glukoamilase akan lebih menghancurkannya.


    Kandungan empedu juga mengeluarkan empedu ke dalam duodenum, yang bertanggung jawab untuk pemecahan lemak makanan, bersama dengan lipase pankreas. Empedu menyelubungi molekul lemak dan bentuk gumpalan yang dikenal sebagai misel, yang sekarang dapat diserap oleh sel-sel yang melapisi usus halus. Protein dan peptida, di sisi lain, dipecah menjadi asam amino. Degradasi protein dimulai di perut dan terus berlangsung di usus halus Enzim proteolitik disekresikan oleh pankreas memecah peptida menjadi peptida yang lebih halus Selain itu, sikat enzim perbatasan pankreas disebut carboxypeptidase membagi satu asam amino pada suatu waktu. Lipase pankreas menurunkan trigliserida menjadi monogliserida dan asam lemak bebas.


  • Penyerapan
    Ini adalah satu-satunya bagian di mana hampir semua penyerapan makanan dicerna, seperti penyerapan vitamin dan garam. Untuk asupan nutrisi ke dalam aliran darah, ada sel-sel khusus (misalnya enterosit) yang memfasilitasi proses penyerapan.

Fungsi Usus Besar

Usus Besar

Fungsi usus besar yang paling penting adalah absorbsi air elektrolit, yang sudah hampir selesai dalam kolon dekstra. Kolon sigmoid berfungsi sebagai reservoir yang menampung massa feses yang sudah terdehidrasi hingga berlangsungnya defekasi. Kolon mengabsorbsi sekitar 800ml air/hari. Pada umumnya usus besar bergerak secara lambat. Gerakan usus besar yang khas adalah gerakan pengadukan haustural. Kantong atau haustura meregang dan dari waktu ke waktu otot sirkular akan berkontraksi untuk mengosongkannya. Gerakan ini tidak progresif tetapi menyebabkan isi usus bergerak bolak-balik dan meremas-remas sehingga memberi cukup waktu untuk terjadi absorbsi.

  • Gerakan Mencampur “Haustrasi”.
    Gerakan segmentasi dengan konstriksi sirkular yang besar pada kolon, ± 2.5 cm otot sirkular akan berkontraksi, kadang menyempitkan lumen hampir tersumbat. Saat yang sama, otot longitudinal kolon (taenia koli) akan berkontraksi. Kontraksi gabungan tadi menyebabkan bagian usus yang tidak terangsang menonjol keluar (haustrasi). Setiap haustrasi mencapai intensitas puncak dalam waktu ±30 detik, kemudian menghilang 60 detik berikutnya, kadang juga lambat terutama sekum dan kolon asendens sehingga sedikit isi hasil dari dorongan ke depan. Oleh karena itu bahan feses dalam usus besar secara lambat diaduk dan dicampur sehingga bahan feses secara bertahap bersentuhan dengan permukaan mukosa usus besar, dan cairan serta zat terlarut secara progresif diabsorbsi hingga terdapat 80-200 ml feses yang dikeluarkan tiap hari.

  • Gerakan Mendorong “Pergerakan Massa”.
    Banyak dorongan dalam sekum dan kolon asendens dari kontraksi haustra yang lambat tapi persisten, kimus saat itu sudah dalam keadaan lumpur setengah padat. Dari sekum sampai sigmoid, pergerakan massa mengambil alih peran pendorongan untuk beberapa menit menjadi satu waktu, kebanyakan 1-3 x/hari gerakan. Selain itu, kolon mempunyai kripta lieberkuhn tapi tidak ber-vili. menghasilkan mucus (sel epitelnya jarang mengandung enzim). Mucus mengandung ion bikarbonat yang diatur oleh rangsangan taktil , langsung dari sel epitel dan oleh refleks saraf setempat terhadap sel mucus Krista lieberkuhn. Rangsangan n. pelvikus dari medulla spinalis yang membawa persarafan parasimpatis ke separuh sampai dua pertiga bagian distal kolon. Mucus juga berperan dalam melindungi dinding kolon terhadap ekskoriasi, tapi selain itu menyediakan media yang lengket untuk saling melekatkan bahan feses. Lebih lanjut, mucus melindungi dinding usus dari aktivitas bakteri yang berlangsung dalam feses, ion bikarbonat yang disekresi ditukar dengan ion klorida sehingga menyediakan ion bikarbonat alkalis yang menetralkan asam dalam feses. Mengenai ekskresi cairan, sedikit cairan yang dikeluarkan melalui feses (100 ml/hari). Jumlah ini dapat meningkat sampai beberapa liter sehari pada pasien diare berat


  • Absorpsi dalam Usus Besar
    Sekitar 1500 ml kimus secara normal melewati katup ileosekal, sebagian besar air dan elektrolit di dalam kimus diabsorbsi di dalam kolon dan sekitar 100 ml diekskresikan bersama feses. Sebagian besar absorpsi di pertengahan kolon proksimal (kolon pengabsorpsi), sedang bagian distal sebagai tempat penyimpanan feses sampai akhirnya dikeluarkan pada waktu yang tepat (kolon penyimpanan)


  • Kemampuan Absorpsi Maksimal Usus Besar
    Usus besar dapat mengabsorbsi maksimal 5-8 L cairan dan elektrolit tiap hari sehingga bila jumlah cairan masuk ke katup ileosekal melebihi atau melalui sekresi usus besar melebihi jumlah ini akan terjadi diare.
    Kerja Bakteri dalam kolon. Banyak bakteri, khususnya basil kolon, bahkan terdapat secara normal pada kolon pengabsorpsi. Bakteri ini mampu mencerna selulosa (berguna sebagai tambahan nutrisi), vitamin (K, B 12 , tiamin, riboflavin, dan bermacam gas yang menyebabkan flatus di dalam kolon, khususnya CO 2 , H 2 , CH 4 )
    Komposisi feses. Normalnya terdiri dari 3/4 air dan ‘/4 padatan (30% bakteri, 10-20% lemak, 10-20% anorganik, 2-3% protein, 30% serat makan yang tak tercerna dan unsur kering dari pencernaan (pigmen empedu, sel epitel terlepas). Warna coklat dari feses disebabkan oleh sterkobilin dan urobilin yang berasal dari bilirubin yang merupakan hasil kerja bakteri. Apabila empedu tidak dapat masuk usus, warna tinja menjadi putih (tinja akolik). Asam organic yang terbantuk dari karbohidrat oleh bakteri merupakan penyebab tinja menjadi asam (pH 5.0-7.0). Bau feses disebabkan produk kerja bakteri (indol, merkaptan, skatol, hydrogen sulfide). Komposisi tinja relatif tidak terpengaruh oleh variasi dalam makanan karena sebagian besar fraksi massa feses bukan berasal dari makanan. Hal ini merupakan penyebab mengapa selama kelaparan jangka panjang tetap dikeluarkan feses dalam jumlah bermakna.


  • Defekasi
    Sebagian besar waktu, rectum tidak berisi feses, hal ini karena adanya sfingter yang lemah ±20 cm dari anus pada perbatasan antara kolon sigmoid dan rectum serta sudut tajam yang menambah resistensi pengisian rectum. Bila terjadi pergerakan massa ke rectum, kontraksi rectum dan relaksasi sfingter anus akan timbul keinginan defekasi. Pendorongan massa yang terus menerus akan dicegah oleh konstriksi tonik dari 1) sfingter ani interni; 2) sfingter ani eksternus Refleks Defekasi. Keinginan berdefekasi muncul pertama kali saat tekanan rectum mencapai 18 mmHg dan apabila mencapai 55 mmHg, maka sfingter ani internus dan eksternus melemas dan isi feses terdorong keluar. Satu dari refleks defekasi adalah refleks intrinsic (diperantarai sistem saraf enteric dalam dinding rectum.


    Ketika feses masuk rectum, distensi dinding rectum menimbulkan sinyal aferen menyebar melalui pleksus mienterikus untuk menimbulkan gelombang peristaltic dalam kolon descendens, sigmoid, rectum, mendorong feses ke arah anus. Ketika gelombang peristaltic mendekati anus, sfingter ani interni direlaksasi oleh sinyal penghambat dari pleksus mienterikus dan sfingter ani eksterni dalam keadaan sadar berelaksasi secara volunter sehingga terjadi defekasi. Jadi sfingter melemas sewaktu rectum teregang Sebelum tekanan yang melemaskan sfingter ani eksternus tercapai, defekasi volunter dapat dicapai dengan secara volunter melemaskan sfingter eksternus dan mengontraksikan otot-otot abdomen (mengejan). Dengan demikian defekasi merupakan suatu reflex spinal yang dengan sadar dapat dihambat dengan menjaga agar sfingter eksternus tetap berkontraksi atau melemaskan sfingter dan megontraksikan otot abdomen.


    Sebenarnya stimulus dari pleksus mienterikus masih lemah sebagai relfeks defekasi, sehingga diperlukan refleks lain, yaitu refleks defekasi parasimpatis (segmen sacral medulla spinalis). Bila ujung saraf dalam rectum terangsang, sinyal akan dihantarkan ke medulla spinalis, kemudian secara refleks kembali ke kolon descendens, sigmoid, rectum, dan anus melalui serabut parasimpatis n. pelvikus. Sinyal parasimpatis ini sangat memperkuat gelombang peristaltic dan merelaksasi sfingter ani internus. Sehingga mengubah refleks defekasi intrinsic menjadi proses defekasi yang kuat Sinyal defekasi masuk ke medula spinalis menimbulkan efek lain, seperti mengambil napas dalam, penutupan glottis, kontraksi otot dinding abdomen mendorong isi feses dari kolon turun ke bawah dan saat bersamaan dasar pelvis mengalami relaksasi dan menarik keluar cincin anus mengeluarkan feses.



Mekanisme Percernaan Usus Halus dan Usus Besar

Proses pencernaan makanan di usus halus terbagi menjadi 2 jenis, yakni:

Kontraksi Segmental

Segmentasi meruapakan metode motilitas utama usus halus mencampur dan mendorong secara perlahan kimus. Kontraksi segmentasi berberntuk cincin karena di dukung oleh otot polos usus halus. Kontraksi ini terjadi si sepanjang usus. Cincin-cincin kontraktil ini timbul setiap beberapa sentimeter membagi usus halus menjadi segmen-segmen kecil. Cincin kontraktil ini tidak menyapu ke seluruh panjnag usus tetapi seperti bergantian melakukan kontraksi.


Bagian yang berkontraksi kemudian relaksasi, sedangkan bagian yang relaksasi berganti menjadi kontraksi. Dengan cara kontraksi tersebut, kimus akan dicampur dan dihancurkan secara merata.  Fungsi pencampuran yaitu mencampurkan kimus dengan getah pencernaan, memajankan seluruh kimus ke permukaan absortif mukosa usus halus, dan menggerakan kimus menuju usus besar walalupun terjadi sangat lambat. Kimus dapat berjalan ke depan karena frekuensi kontraksi otot polos semakin berkurang sepanjang usus halus. Jadi frekuensi kontraksi di duodenum lebih besar dibandingkan di ileum. Hal ini disebabkan sel-sel pemacu di duodenum lebih cepat mengalami depolarisasi dibandingkan dengan ileum. Kecepatan kontraksi di duodenum 12 kali permenit, dibandingkan ileum hanya 9 kali permenit. Oleh karena itu, kimus akan terdorong secara perlahan. Mekanisme pendorongan makanan yang lambat ini menguntungkan terjadinya proses pencernaan dan penyerapan makanan dengan baik. Perjalanan makanan biasanya memerlukan waktu 3-5 jam untuk melewati usus halusSherwood.


Kontraksi segmental terjadi diawali oleh sel-sel pemicu usus halus yang menghasilkan irama listrik dasar (BER, Basic Electrical Rhythm). BER membawa otot polos ke ambang kemudian kontraksi segmental akan terinduksi. Tingkat ketanggapan otot polos sirkuler dan intensitas kontraksi segmental dapat dipengaruhi oleh hormon gastrin dan oleh aktivitas saraf ekstrinsik. Sewaktu makanan pertama kali masuk ke usus halus, duodenum maupun ileum akan melakukan kontraksi. Duodenum berkontraksi sebagai respon adanya karena ada peregangan lokal karena adanya kimus, sedangkan kontraksi ileum ditimbulkan oleh gastrin yang disekresikan oleh keberadaan kimus di lambung, disebut juga reaksi gastroileum. Saraf-saraf ekstrinsik juga mempengaruhi kontraksi usus halus. Rangsangan parasimpatis meningkatkan segmentasi sedangkan rangsangan simpatis menekan aktivitas segmentasiSherwood.


  • Kompleks motilitas migratif
    Setelah sebagian besar makanan sudah selesai diserap, kontraksi segmental berhenti, kemudian digantikan oleh kompleks motilitas migratif. Motilitas ini berupa gelombang peristaltik repetitif lambat yang berjalan singkat ke arah hulu usus sebelum lenyap. Gelombang ini memerlukan waktu sekitar 100-150 menit untuk bermigrasi dari lambung sampai bagian akhir usus halus dengan setiap kontraksi menyapu semua sisa makanan sebelumnya ditambahn debris mukosa dan bakteri ke arah kolon. Diperkiraan proses ini dipengaruhi hormon motilin yang belum dapat dipastikan keberadaanya. Sewaktu makanan berikutnya datang aktivitas segmental kembali dicetuskan dan kompleks migratif berhentiSherwood.

  • Katup Ileosekum
    Makanan yang telah melewati usus halus, ileum, akan menuju ke usus besar, sekum. Perjalanan makanan ke usus besar akan melewati katup ileosekum. Katup ini berfungsi untuk sawar antara usus halus dan usus besar. Selain itu terdapat sfingter ileosekum yang mengatur kontraksi otot polos agar makanan dapat masuk ke usus besar dan tidak kembali lagi ke usus halus.

Reaksi enzimatik

Kelenjar eksokrin yang terdapat pada usus halus mengeluarkan sekitar 1,5 liter larutan garam dan mukus cair yang dikenal sebagai sukus enterikus setiap hari ke dalam lumen yang berfungsi sebagai proteksi dan lubrikasi.rangsangan sekresi sukus stimulasi lokal kimus pada mukosa usus halus. Usus halus tidak mensekresi enzim pencernaan. Pencernaan di lumen usus halus dilaksanakan oleh enzim-enzim pankreas, pencernaan lemak ditingkatkan oleh sekresi empedu.


Perbedaan Usus Halus Dan Usus Besar

  • Untuk usus halus lebih panjang dari usus besar.
  • Secara umum, lebar atau diameter dari usus halus ialah lebih kecil dari usus besar.
  • Hampir semua bagian dari usus halus kecuali duodenum bersifat mobile, sebaliknya banyak bagian dari usus besar kurang mobilitas.
  • Kemampuan isi usus halus lebih kecil dibandingkan isi usus besar.
  • Usus halus memiliki mesenterium yang melewati bawah melintasi garis tengah ke fosa iliaka kanan sedangkan usus besar tidak.
  • Usus besar memiliki penanda lemak yang melakat pada dinding yang dikenal sebagai “lapiran epiploicae” sedangkan usus halus tidak.
  • Dinding luar usus halus yang halus sedangkan usus besar yang seperti kantung.
  • Otot longitudinal usus halus membentuk lapisan kontinyu sekitarnya, sedangkan usus besar (kecuali usus buntu) direduksi yang membentuk tiga band yang disebut dengan “taniae coli”.
  • Membran mukosa usus halus memiliki vili yang tidak hadir dalam usus besar.
  • Dinding bagian dalam usus halus memiliki lipatan permanen yang disebut plicae circulares, sementara tidak ada lipatan tersebut ditemukan di dalam dinding usus besar.
  • Patch player’s “agregrasi jaringan limfoid” yang hadir hanya dalam selpaut lendir usus halus sedangkan mereka tidak hadir dalam usus besar.
  • Usus halus terletak di antara lambung dan usus besar, sedangkan usus besar ialah bagian terkahir dari saluran gastro-intestinal.
  • Fungsi dasar dari usus halus untuk mencerna makanan dan menyerap nutrisi, sedangkan usus besar ilah meyerap kembali zat-zat tertentu dari makanan yang tidak tercerna dan menghilangkan limbah

Tanda Gejala Bermasalah Usus

  1. Sakit perut
    Sakit perut adalah gejala radang usus yang paling umum. Rasa nyerinya dapat timbul akibat dipicu oleh hal berbeda. Misalnya karena sumbatan, penumpukan gas berlebih, atau infeksi yang membuat usus meradang sehingga perut terasa sakit. Ada pula orang-orang yang melaporkan nyeri berupa kram. Lokasi sakitnya pun bisa bermacam-macam, tergantung di mana sumber awal peradangannya. Sakit perut akibat kolitis ulserativa cenderung terpusat di kiri bawah perut, sementara sakit akibat penyakit Crohn dapat terasa menyebar di semua area perut.

  2. Diare
    Gejala radang usus yang paling sering menyusul sakit perut adalah diare. Diare terjadi ketika radang disebabkan oleh infeksi kuman (bakteri, virus, atau parasit) yang menyerang lapisan usus. Peradangan akibat infeksi tersebut kemudian mengganggu kerja usus untuk mencerna makanan dan mengolah feses. Peradangan membuat usus jadi lebih sering berkontraksi sementara menarik lebih banyak cadangan air tubuh ke salurannya. Inilah yang mengakibatkan Anda sering merasa mulas, dan ketika BAB feses terlihat cair.
    Seseorang dengan gejala radang usus bisa BAB lebih dari 10 kali dalam sehari. Diare akibat peradangan usus tidak bisa sembuh dengan sendirinya, sehingga Anda memerlukan perawatan dari dokter.

  3. Demam
    Demam adalah tanda tubuh sedang meradang, seperti karena kolitis. Kolitis itu sendiri dapat disebabkan oleh banyak hal, misalnya infeksi atau karena gangguan autoimun. Kedua hal ini pada dasarnya memicu sistem imun kita untuk memproduksi zat-zat antibodi untuk melawan benda asing yang masuk ke tubuh.
    Nah, demam alias kenaikan suhu tubuh adalah salah satu perwujudan dari proses perlawanan tersebut. Demam muncul karena otak menganggap ada suatu yang salah atau berbahaya dalam tubuh Anda dan harus dimatikan. Demam yang menjadi gejala radang usus akibat infeksi biasanya berlangsung sekitar satu sampai 3 hari saja. Sementara jika demam berlangsung lebih lama dan sering kambuh, peradangan dalam usus bisa disebabkan oleh IBD (inflammatory bowel disease). Dalam beberapa kasus, demam akibat radang usus dapat terjadi pada malam hari. Gejala radang usus ini sering menyebabkan tidur jadi tidak nyenyak karena terus berkeringat deras sepanjang malam.

  4. BAB berdarah
    BAB berdarah adalah gejala radang usus yang sudah parah. Darah yang keluar dari feses menandakan bahwa ada luka di dalam saluran pencernaan yang disebabkan oleh radang. Darah dalam feses merupakan salah satu tanda umum dari kolitis ulserativa, meski juga bisa disebabkan oleh penyakit Crohn. Selain itu, pengidap radang usus juga rentan memiliki wasir karena gejala diarenya tidak kunjung sembuh. Saat diare, Anda akan lebih sering mengejan keras-keras, yang memaksa jantung mengalirkan lebih banyak darah menuju anus.
    Pembuluh di anus yang “kebanjiran” aliran darah ini dapat mem bengkak dan akhirnya pecah. Alhasil, feses yang keluar lewat anus bisa membawa darah dari kebocoran pembuluh tersebut.

  5. Nafsu makan berkurang
    Penurunan nafsu makan dapat menjadi gejala radang usus, terutama yang disebabkan oleh penyakit Crohn dan kolitis ulserativa, karena penyakit ini menimbulkan gangguan pencernaan seperti mual, sakit atau kram perut, kembung, dan diare. Gejala tersebut akan membuat perut terasa tidak nyaman, dan Anda pun jadi tidak nafsu makan. Komplikasi dari radang usus seperti sariawan di mulut dan kelelahan kronis juga dapat membuat Anda malas makan.

  6. Berat badan turun drastis
    Kombinasi dari berbagai gejala di atas, mulai dari kelelahan, diare, demam, malas makan, dan dehidrasi dapat menyebabkan tubuh tidak mendapatkan nutrisi yang cukup. Peradangan pun membuat usus tak mampu menyerap nutrisi dengan baik. Padahal, beberapa nutrisi seperti mineral magnesium dan zink berperan mengatur nafsu makan.


GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

Macam-Macam dan Jenis Penyakit Pada Sistem Pencernaan Manusia
  • Diare. Diare merupakan salah satu gangguan sistem pencernaan yang banyak dialami. ...
  • Gastritis. ...
  • Konstipasi atau sembelit. ...
  • Hemaroid atau wasir. ...
  • Apendisitis. ...
  • Tukak lambung. ...
  • Radang usus buntu. ...
  • Sariawan.

TEKNOLOGI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN

Gangguan sistem pencernaan ini dapat terjadi karena :
– Melakukan diet dengan ekstrim, yaitu dengan mengonsumsi pil pelarut lemak serta mengurangi porsi dan jadwal makan.
– Minuman keras yang dapat memicu pengeluaran getah lambung.
– Bulimia, yaitu makan sebanyak banyaknya tetapi dimuntahkan kembali dengan sengaja menggunakan obat pencahar.
– Memakan makanan kaleng yang dapat terkontaminasi bakteri Clostridium botulium .
Teknologi yang berhubungan dengan gangguan pada sistem pencernaan makanan manusia diantaranya adalah :
Ada beberapa kelainan atau gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat diperiksa atau diatasi dengan alat yang disebut dengan Endoskop. Endoskop merupakan alat yang digunakan untuk memeriksa bagian atau organ dalam tubuh melalui celah atau bagian tubuh yang diiris. Berikut ini akan saya perkenalkan beberapa nama atau macam-macam endoskop khusus yang digunakan untuk memeriksa organ-organ tertentu. Endoskop dan kegunaannya :
1.      Feeding tube, adalah alat berupa selang untuk memberi makan pasien / penderita melalui hidung, jika tidak memungkinkan karena suatu hal.
Feeding Tube
2.       Gastroscope, adalah endoskop khusus untuk memeriksa bagian organ yang ada dalam perut.
Gastroscope
Sigmoidoscope
3.      Sigmoidoscope, adalah endoskop khusus untuk memeriksa rongga belokan berbentuk S antara rektum dengan colon yang menurun.
Stomach tube
4.      Stomach tube, adalah alat berbentuk selang yang digunakan untuk mencuci perut, memberi obat-obatan atau untuk mengambil getah lambung.
Duodenoscope
5.      Duodenoscope, adalah endoskop khusus untuk memeriksa bagian duodenum ( usus duabelas jari, bagian sari usus halus )
6.      Colonoscope, adalah endoskop khusus untuk memeriksa bagian colon ( usus besar ).
7.      Rectal tube, adalah alat untuk membersihkan rectum atau
mengeluarkan gas-gas dari usus.
8.      Anoscope, adalah endoscop khusus untuk memeriksa rongga saluran antara anus dan rektum ( anorektal ).
9.      Protoscope, adalah endoskop khusus untuk memeriksa bagian anus / dubur.
Itulah beberapa catatan mengenai teknologi yang digunakan untuk gangguan atau kelainan pada sistem pencernaan yang disebut dengan endoskop ( Endoscope ).